Kuliner
Renyahnya Keripik Tempe Mama Tina
Galeri UKM SMESCO kerap memunculkan produk biasa jadi luar biasa. Buktinya, Keripik Tempe Mama Tina semakin berkembang.Bayangkan dengan modal awal hanya ratusan ribu, kini omzetnya sudah puluhan juta dengan produksi di atas 40–50 kg per hari.TIDAK mudah memang menciptakan keripik dari bahan tempe. Tapi, Budi Setiawan berhasil ”menyulap” keripik tempe yang renyah. Dengan mengandalkan tiga rasa saja, yakni original, pedas,dan sapi panggang, tidak hanya dipasarkan di Galeri UKM SMESCO, tapi sudah memiliki lebih dari sembilan outlet di ritel modern. Yakni, di sejumlah Carrefour dan Total Buah yang ada di Jakarta dan sekitarnya. ”Sebetulnya ini adalah produk coba-coba di keluarga sendiri. Jadi, yang tes produk ya keluarga,” ujar Budi, owner Keripik Tempe Mama Tina, di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (4/8). Akhirnya, keripik tempe itu pakai merek Mama Tina. ”Itu adalah ibu kandung saya Martina,” tambah dia sambil berharap nama brand itu bisa mendunia karena sejak dipasarkan di Galeri UKM SMESCO, produknya bakal dipesan oleh outlet ritel modern di Malaysia.
Carrefour sebagai salah satu ”raksasa” ritel modern? Itu karena dia kebetulan mengikuti capacity building KUKM calon supplier Carrefour. Kegiatan itu diselenggarakan atas kerja sama
Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM dengan PT Trans Retail Indonesia, yang kini mengelola Carrefour. ”Ya, saat itu produk kami terpilih. Nah, lalu pihak mereka meminta kami untuk mengubah kemasan agar lebih unik dan menjual,” ujarnya sambil
menyebut rasa syukur karena kini produknya semakin dikenal di outlet Carrefour. Dia pun berharap produknya bisa di-display di Galeri Indonesia WOW. Sebab, bakal menjadi kebanggaan tersendiri karena galeri tersebut akan semakin menasional dan mendunia. ”Ya, saya bangga dong kalau bisa ikut galeri di LLP-KUKM (Galeri Indonesia WOW, Red),” ujarnya yang sejak 2014 produknya sudah dipajang di Galeri UKM SMESCO.
Ketika ditanya bagaimana bisa masuk outlet Renyahnya Keripik Tempe Mama Tina Mejeng di Galeri SMESCO UKM Kini Dilirik Malaysia Kegiatan capacity building KUKM calon supplier Carrefour yang digagas LLP-KUKM Kemenkop dan UKM bersama PT Trans Retail Indonesia, memang sangat mengubah nasib Keripik Tempe Mama Tina. Kini, produk yang bisa ”menggoyang lidah” bagi para penikmat makanan khas Indonesia itu, tak hanya dikenal di Galeri UKM SMESCO saja, tapi kian disukai pengunjung pasar ritel modern.
”Mama Tina adalah merek dagang atas produk unggulan berupa keripik tempe yang diproduksi secara modern. Itu terbuat dari bahan-bahan alami yang berkualitas, dan tentunya tidak menggunakan
bahan pengawet,” ujar Budi Setiawan, owner Keripik Tempe Mama Tina.
Menurut Budi, rata-rata per hari produksi usahanya sudah mencapai 40–50 kg. Per bungkus isinya
200–250 gram. Artinya, per hari produksinya bisa menghasilkan ratusan bungkus. Budi tampak
sedikit malu-malu ketika menyebut jumlah omzet yang didapat. Tapi, ketika menyebut puluhan juta, dia hanya tersenyum. ”Yang jelas ini produk ajaib. Dari asalnya coba icip-icip gorengan keripik tempe buatan ibu, lalu keluarga dijadikan tester hingga akhirnya berani dijual,” ujar Budi.
Akhirnya, produk usaha yang kecil dan dilirik Galeri UKM SMESCO. Lambat laun makin berkembang hingga bisa menembus ritel modern. ”Ya, ini sebuah perjuangan kami sekeluarga. Saya bangga produk keluarga bisa mejeng di galeri yang dikelola LLP-KUKM. Kemudian bisa dilirik ritel modern di Malaysia,” ujarnya. Banyak syarat memang untuk bisa dipesan pasar global. Termasuk bisa dipasarkan di Malaysia. ”Ya, memang keripik tempe tersebut bisa cocok di lidah orang Malaysia,” tambahnya. Dia pun akan terus mengemas produknya itu lebih unik dan berani menonjolkan ciri khas dengan rasa gurih yang beda dan renyahnya juga beda. (rif)
No comments