Netizen
Mendigitalkan UKM
Masih dalam rangkaian SMESCO DigipreneurDay, pada hari kedua
dihadirkan talkshow Mendigitalkan UKM sehingga memiliki daya saing
internasional. Hari gini jika tidak berdigital, kita memang akan dianggap
ketinggalan zaman.
Apalagi UKM yang notabene membutuhkan pemasaran yang lebih luas, pastinya harus disiapkan amunisi yang matang untuk Go Global. Salah satunya melalui website.
Pembicara yang
dihadirkan level dunia, salah satunya Andi Silalahi, Digital Practitioner yang
juga salah satu pemenang Google Awards Asia Tenggara untuk UKM, yang dipanelkan
dengan Jose Ricardo Sandos, Co Founder Bdigital dan praktisi bisnis Andi
Wiryawan, Business Owner Caristyle.co.id. Dari Smesco, Direktur Komersial Pak
Bagus Rachman juga tak kalah menarik memberikan informasi tentang peluang UKM
di era digital yang tengah dibangun sistemnya oleh Smesco Indonesia.
Dalam beberapa tahun
ini, perkembangan ecommerce di Indonesia memang tumbuh mencengangkan. Menurut
paparan yang disebutkan Andi Silalahi, tercatat ada 15,7 juta buyer potensial.
Dan, konsumen kita pun terkategori, konsumen kritis dan agak rewel. Dari jumlah
itu, 62 persennya melakukan riset online dulu sebelum membeli.
Tetapi ketika membeli,
mereka lebih menyukai secara offline. Artinya, konsumen kita masih membutuhkan
sentuhan layanan yang personal. Senyuman hangat,
sapaan ramah,
kecekatan, kenyamanan, dan keamanan yang terjamin. Ini menjadi tantangan bagi
UKM, siapkan memberikan layanan sepenuh hati.
Lanjut Andi lagi,
keunikan lain dari pelaku bisnis kita sebagian besar mereka menggunakan sosial
media untuk berjualan. Padahal seharusnya tidak demikian. Penjualan tetap
dilakukan lewat website atau marketplace. Pelaku usaha di Filipina dan sejumlah
negara tetangga paham hal ini.
Malah di kita, tidak
jarang ditemui pelaku usaha, belum punya website, tetapi sudah berani jor-joran
di media sosial. Bukannya tidak benar, tetapi kurang tepat. Sayang energi
terfokus mengelola content sosial media, tetapi kurang memberikan dampak besar.
Hanya sesaat beredar di time line. Lantaran memang sifatnya meda sosial yang
begitu dinamis.
Gaya berdigital
masyarakat kita yang gemar bersosial media ini juga menjadi umpan yang sangat
baik untuk mengembangkan kue bisnis UKM. Menurut Andi Silalahi, ada dua yang
dibangun dalam bisnis di era digital ini yaitu content yang bagus dan
komunitas. Semisal, produk Anda adalah makanan bayi, maka targetnya, Anda harus
mendekati komunitas ibu-ibu hamil.
Di Jepang, pebisnis
telah menetapkan kontentnya secara kontinyu. Melalui website, Anda bisa
menjangkau pelanggan selama 7 hari semingu atau 24 jam sehari. Andi
mencontohkan, seorang perajin di Yogyakarta bisa menargerkan market di Rusia.
Jika Anda belum
percaya diri memasang single produk Anda di website, Anda bisa bergabung
bersama di marketplace untuk promosi. Marketplace juga bisa digunakan sebagai
salah satu cara mendatangkan traffic.
Tugas pelaku bisnis
website seperti BDigital ini memang harus lebih banyak mengedukasi. Tidak
sedikit alasan UKM tidak membuat website karena mengira mahal. Karena memang
beberapa tahun lalu, harga pembuatan website mentereng di angka dua digit.
Berat bagi start up.
BDIgital menawarkan
solusi agar UKM bisa berkembang dengan optimal melalui website, sistem
marketing online dan sosal media. Harga yang ditawakan bervariasi, mulai dari 1
juta untuk kategori web bisnis.
Bukan hanya soal harga
murah, dengan website, menurut Jose Ricardo, bisa membangun kredibilitas dan
kepercayaan customer. “Orang bisa cek produk, lihat testimobi, atau
membanding-bandingkan harga sampai dia membeli.
Dengan memiliki
website, Anda sudah memiliki asset digital yang dapat dimonetasikan dengan mudah,
jika content terjaga kualitasnya, kontinyu meng-update, dan menjalin relasi
dengan sebanyak-banyaknya komunitas.(*)
No comments