Enterperneurship
Motivate Youngsters On Music Preneur

Membicarakan soal
musik, memang tak bisa dibatasi segmen. Hampir setiap orang suka musik.
Kenrenya saja yang berbeda. Lantas kenapa Smesco Sound Project difokuskan
untuk menyasar segmen anak muda? Jawabannya, simple. Karena anak muda adalah
masa keemasan dimana segala gairah dan motivasi “memuncak”.
USIA muda adalah masa
keemasan dimana segala gairah dan motivasi “memuncak”. Tak heran, banyak sekali
brand menyasar anak muda. Dan, saat ini kita sedang dihadapkan pada suatu
kondisi “genting”, suatu masa dimana kita harus kreatif mengajak anak muda
berprestasi dan tumbuh kesadaran mencintai bangsanya.
Indonesia pada tahun
2020-2030, diprediksi akan mengalami masakeemasan yang diidamkan banyak negara.
Pasalnya, jumlah usia produktif Indonesia (16 – 40 tahun) masa itu akan
mendominasi, mencapai 70 persen dari total jumlah penduduk. Banyak yang bilang,
ini adalah bonus demografi. Tetapi, jika kita lengah dan tak mempersiapkannya,
bukannya keemasan yang didapat, tetapi justru keterpurukan.
Presiden Joko Widodo
terus mewantiwanti seluruh kementerian agar bisa bersinergi memperhatikan
potensi anak muda. “Bonus demografi ibarat pedang bemata dua. Satu sisi adalah
berkah, jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Satu sisi lain adalah bencana
apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik,” kata
Presiden. Ini salah satu yang menjadi alasan kuat Smesco Sounds Project membuat
event musik preneur yang ditujukan untuk anak muda. Selama dua hari
berturut-turut, ratusan pelajar SMU dan mahasiswa memadati area lantai dasar
dan lantai 2 Galeri Indonesia Wow (GIW) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan
(12-13 Februari 2016).
Berbagai kreasi dari
industri kreatif musik, mini exhibition produk UKM terkait ditampilkan. Tidak
hanya itu, Smesco juga merangkul sejumlah komunitas kreatif menggelar berbagai
acara menarik, seperti fashion show oleh komunitas Hijabers, Sahabat Anak
Community performance, Sekolah Musik Farabbi, Komunitas Bumerang dan
sebagai-nya. Ada juga coaching clinic bass, demo clinic bertema
"construction band equipment", coaching Disk Jockey (DJ). Untuk
menambah semangat dan antusias, pengunjung ditantang mengikuti lomba-lomba
seru, diantaranya lomba desain logo, eksis di Instagram, stand up commedy, band
competition dan sebagainya.
Lomba-lomba dan
coaching musik ini bertujuan mengenalkan lebih dalam tentang alat-alat musik,
sekaligus mendorong semangat anak muda bermental preneur. Tidak harus orang
yang bermusik itu menjadi artis atau menerjuni dunia selebritis dan
entertainment, tetapi bisa menjadi seorang “pengusaha musik”. Bentuknya bisa
macam-macam, seperti memproduksi alat-alat musik, mendirikan sekolah
musik, bengkel reparasi alat musik dan sebagainya.
Musicpreneur

Di Smesco Sound
Project, ada Wong Aksan (ex drummer Dewa 19). Ternyata, selama dua hari di
Smesco Sound Project, ia sibuk membrandingkan alat-alat musik besutannya, yaitu
gitar. Lama tak melihat wajahnya di belantara musik Indonesia, ternyata dia
giat menerjuni bisnis eksportir alat musik. Gitar custom buatannya telah
menembus pasar Korea Selatan dan Jerman. Memang saat ini jumlahnya belum
banyak. Tetapi, hasilnya memuaskan dan banyak yang suka.
Padahal pemasarannya
hanya mengandalkan dari mulut ke mulut. Selain memproduksi gitar custom, ia
juga membuat piano dan mendirikan butik instrumen musik khusus gitar dan piano.
Sjuman Instrument nama brandnya. Lokasinya berada di Jalan Benda Raya, Kemang,
Jakarta Selatan. Sedangkan workshopnya di Ciputat, Tangerang Selatan. Seluruh
proses produksinya mengandalkan ketrampilan tangan manusia (handmade) dengan 90
persen kayunya menggunakan kandungan bahan lokal dari berbagai daerah di
Indonesia, diantaranya Bali, Bogor, Malang dan sebagainya.
Uniknya, tak semua
bahan baku kayunya dari pohon yang segar, tetapi ia juga dari limbah kayu atau
pohon yang roboh. Makanya, ia selalu meng-update informasi tentang kayu-kayu
daur ulang berkualitas tinggi. Kebanyakan konsumennya suka nyeni alias
artistik. Unit bisnis Sjuman Instrument lainnya adalah sekolah musik. Tetapi
ini bukan sekolah musik seperti pada umumnya. Di Sjuman Instrument, siswanya
diajarkan merestorasi piano (piano technology) dan lulusannya mendapatkan
sertifikat sebagai teknisi piano profesional. Wahh keren ya… Selain Wong Aksan,
kita juga bangga oleh produsen gitar asal Sidoarjo yang brandingnya telah
menancap kuat di manca negara, yaitu Julius Salaka. Gitar bermerek ‘Stephallen”
besutannya banyak disukai musisi dunia. Sebut saja, Chuck Wilson, seorang
musisi blues, Alex Cole, gitaris rock profesional yang juga pemenang Akademia
Music Award kategori Best Hard Rock Desember 2015.
No comments