Galeri Indonesia WOW- SMESCO Rumahku


Keseriusan LLP-KUKM Kementerian Koperasi dan UKM dalam mendukung perkembangan KUKM terus meningkat. Tahun 2016 ini saja targetnya mencapai 150 UKM dengan produk baru yang bervariasi.

Makanya, selain dibutuhkan jaringan yang kuat untuk mengumpulkan UKM, juga perhatian yang besar untuk perbaikan kualitas melalui penyaringan kurasi. Seperti produk yang ditampilkan di ajang Indonesia Fashion Week 2016, Samuel Wattimena yang berperan dalam mengakurasi kualitas produk di Galeri Indonesia WOW- SMESCO Rumahku, menyaring dan menyeleksi 87 produk terpilih menjadi 28 produk yang dinilai layak dan representatif dalam ajang IFW 2016.

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan menurut Samuel. Kualitas produk sudah pasti. Semisal, kalau produk fashion harus memiliki jahitan rapi, jika ada kancing harus kuat, tidak mudah lepas dan sebagainya, desain yang kekinian sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen tetapi juga tetap memperhatikan kekhasan etnik, keragaman, dan kesiapan stok untuk mengikuti pameran. Peserta harus memiliki stok minimal 100 produk untuk dipamerkan.

"Kami mempertimbangkan banyak faktor kekuatan suatu produk dari hulu ke hilir, perijinannya, produktivitasnya, dan punya daya saing tinggi di pasar global,"ujarnya. Pada konsepnya, di dalam stand SMESCO Rumahku, diupayakan menghadirkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam suatu penampilan. Lengkap, one stop shopping. Ada tas, kain, pakaian, sepatu, dompet, perhiasan dan sekolah.

"Barang yang sekiranya kalau orang belanja baju, maka akan perlu tas. Kita bantu pengunjung menyiapkan segala yang dibutuhkan dalam suatu penampilan. Termasuk juga segmendan selera. Kita lihat keragamannya, dari usia, gaya hidup, dari yang sporty sampai glamerous," papar Samuel. Peserta yang terpilih tersebut, ada yang memang telah memiliki gerai di Galeri Indonesia Wow, ada juga yang belum.

Yang belum, menurut Direktur LLP KUKM, Ahmad Zabadi, karena dipilih lansung ketika ada pameran di Galeri Indonesia WOW (GIW). Ini menjadi apresiasi lebih bagi produkproduk UKM yang berpameran di GIW untuk mendapat kesempatan mengikuti pameran. Dan, keikutsertaan peserta sama sekali tidak dikenakan biaya. Sekalipun ada hitungan bisnisnya, sifatnya sistem konsinyasi yang disepakati bersama. Buka jalan ke pasar globalTak hanya mengikuti pameran di dalam negeri, LLP KUKM juga memfasilitasi perajin di SMESCO mengikuti pameran di luar negeri.

Beberapa produk fashion seperti tas kulit, sepatu sudah merambah ke pasar internasional seperti ke Jepang, Korea dan Amerika. Salah satunya, produk sepatu kulit dari kulit ular phyton, buaya dan biawak milik Kamal Assegaf yang tampil di Indonesia Fashion Week 2016, kini sudah memiliki pelanggan tetap 5 buyer dari Dubay.

"Pak Assegaf memiliki produk yang bagus sehingga kami ikut sertakan ke berbagai pameran internasional. Sekali ikut pameran saja, dia bisa mengantongi penghasilan bersih US$ 150 ribu. Bahkan, kami fasilitasi dia untuk mendirikan toko di Jepang karena ada buyer yang tertarik dengan produk fashion kulitnya yang berasal dari penangkaran kulit buaya, ular, dan biawak. Kulit buaya kita telah diakui berkualitas wahid di dunia. Belum ada yang mengalahkan," lanjut Ahmad Zabadi.

Kendala yang dialami untuk produk Indonesia menembus pasar global, Zabadi mengatakan masih pada masalah stok. UKM tak memiliki cukup dana untuk memproduksinya dan sekalipun ada, tenaga terampil atau SDM juga masih kurang memadai. Untuk pasar dalam negeri, menurut Zabadi, produk UKM kita kuat penetrasinya. Dari segi kualitas kerapihan, bahan baku, desain dan estetetika, produk KUKM saat ini jauh lebih baik. Hanya saja dari segi harga, kita sangat terbentur oleh produk Cina. Sementara, orang Indonesia memiliki sensitivitas cukup tinggi di harga. Hanya sebagian kalangan yang tahu barang dan kualitas yang biasanya tidak begitu rewel untuk membeli.



No comments

Powered by Blogger.